Senin, 16 Juni 2014

Intelegensi

Dalam kehidupan  sehari-hari  kita bertemu  dengan  banyak  sekali orang-orang. Dari sekian banyak orang yang kita temui ada begitu banyak perbedaan antara mereka. Sebagian orang ada yang begitu mudah beradaptasi  dengan lingkungan  sekitarnya  dan sebagian  lagi tidak atau kurang begitu mampu dan selalu menyalahkan keadaan.Perbedaan itulah yang kita sebut dengan kecerdasanintelegensi.
              Intelegensi merupakan suatu konsep mengenai kemampuan umum individu dalam menyesuaikan  diri dengan lingkungannya.Dalam kemampuan  yang  umum  ini,  terdapat  kemampuan-kemampuan   yang amat  spesifik.  Kemampuan-kemampuan  yang  spesifik  ini  memberikan pada  individu  suatu  kondisi  yang  memungkinkan  tercapainya pengetahuan,  kecakapan,  atau  keterampilan  tertentu  setelah  melalui suatu latihan. Inilah yang disebut Bakat atau Aptitude. Karena suatu tes inteligensi tidak dirancang untuk menyingkap kemampuan-kemampuan khusus ini, maka bakat tidak dapat segera diketahui lewat tes intelegensi.
Definisi Intelegensi Menurut Para Ahli
  • Alfred Binet (1857-1911) & Theodore Simon 

Inteligensi terdiri dari tiga komponen, yaitu kemampuan untuk mengarahkan pikiran atau tindakan, kemampuan untuk mengubah arah tindakan bila tindakan itu telah dilaksanakan, dan kemampuan untuk mengritik diri sendiri (autocriticism).
  • Lewis Madison Terman (1916)

Mendefinisikan inteligensi sebagai kemampuan seseorang untuk berpikir secara abstrak.
  • H. H. Goddard (1946)

Mendefinisikan inteligensi sebagai tingkat kemampuan pengalaman seseorang untuk menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapi dan untuk mengantisipasi masalah-masalah yang akan datang.
  • V.A.C. Henmon

Mengatakan bahwa inteligensi terdiri atas dua faktor, yaitu kemampuan untuk memperoleh pengetahuan dan pengetahuan yang telah diperoleh.
  • Baldwin(1901)

Mendefinisikan inteligensi sebagai daya atau kemampuan untuk memahami.
  •  Edward Lee Thorndike (1913)

Mendefinisikan inteligensi sebagai kemampuan dalam memberikan respon yang baik dari pandangan kebenaran atau fakta.
  • Walters dan Gardber (1986)

Mendefinisikan inteligensi sebagai suatu kemampuan atau serangkaian kemampuan-kemampuan yang memungkinkan individu memecahkan masalah, atau produk sebagai konsekuensi eksistensi suatu budaya tertentu.

 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Intelegensi
Adapun beberapa faktor yang mempengaruhi intelegensi individu menurut Bayley yaitu :

  • Keturunan, studi korelasi nilai-nilai test intelegensi diantara anak dan orangtua atau dengan kakek neneknya, menunjukkan adanya pengaruh faktor keturunan terhadap tingkat kemampuan mental seseorang sampai kepada tingkat tertentu.
  • Latar belakang sosial ekonomi ; pendapatan keluarga, pekerjaan orang tua dan faktor-faktor sosial ekonomi lainnya, berkorelasi positif dan cukup tinggi dengan taraf kecerdasan individu mulai usia 3 tahun sampai remaja.
  • Lingkungan hidup : lingkungan yang baik akan menghasilkan intelegensi yang baik, sedang lingkungan yang kurang baik akan menghasilkan intelegensi yang kurang baik pula.
  • Kondisi fisik : keadaan gizi yang kurang baik, kesehatan yang buruk, perkembangan fisik yang lambat, menyebabkan tingkat kemampuan mental yang rendah
  •  Iklim emosi dimana individu dibesarkan mempengaruhi perkembangan mental individu yang bersangkutan.
Disisi lain, faktor-faktor yang mempengaruhi intelegensi lainnya digambarkan oleh Spearman sebagai berikut :
  • Faktor umum / general faktor
  • Faktor-faktor khusus / spesial faktor
     Kemudian, oleh Burt ditambah satu faktor lagi yang menurut pendiriannya faktor tersebut memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap intelegensi individu yaitu, faktor grup / kelompok.

Teori-Teori Intelegensi

A. Teori Faktor
Teori ini dikembangkan oleh Spearman, dia mengembangkan teori dua faktor dalam kemampuan mental manusia. Yakni :
  • Teori faktor “g” (faktor kemampuan umum) : kemampuan menyelesaikan masalah atau tugas – tugas secara umum (misalnya, kemampuan menyelesaikan soal – soal matematika)
  • Teori faktor “s” (faktor kemampuan khusus) : kemampuan menyelesaikan masalah atau tugas – tugas secara khusus (misalnya, mengerjakan soal – soal perkalian,atau penambahan dalam matematika)

 B. Teori Struktural Intelektual
Teori ini dikembangkan oleh Guilford, dia mengatakan bahwa tiap-tiap kemampuan memiliki jenis keunikan tersendiri dalam aktifitas mental atau pikiran (operation), isi informasi (content), dan hasil informasi (product). Penjelasannya adalah sbb :
a.   Operation (aktivitas pikiran atau mental)

  •  Cognition, yaitu aktivitas mencari, menemukan, mengetahui dan memahami informasi. Misalnya mengetahui makna kata “adil” atau “krisis”.
  • Memory, yakni menyimpan informasi dalam pikiran dan mempertahankannya.
  • Divergent production, yakni proses menghasikan sejumlah alternative informasi dari gudang ingatan untuk memenuhi kebutuhan, misalnya mengusulkan sejumlah judul sebuah cerita.
  • Convergent production, yaitu penggalian informasi khusus secara penuh dari gudang ingatan. Misalkan menemukan kata – kata yang cocok untuk jawaban TTS.
  • Evaluation, yakni memutuskan yang paling baik dan yang cocok dengan tuntunan berpikir logis.

       C .Content (isi informasi)

  •         Visual, yaitu informasi – informasi yang muncul secara langsung dari stimulasi yang diterima oleh mata.
  •            Auditory, yakni informasi – informasi yang muncul secara langsung dari stimulasi yang diterima oleh system pendengaran (telinga).
  •           Simbolic, yaitu item – item informasi yang tersusun urut bersamaan dengan item – item yang lain. Misalnya sederet angka, huruf abjad dan kombinasinya.
  •             Sematic, biasanya berhubungan dengan makna atau arti tetapi tidak melekat pada simbol – simbol kata.
  •            Behaviora, yakni item informasi mengenai keadaan mental dan perilaku individu yang dipindahkan melalui tindakan dan bahasa tubuh.
  •             Product (bentuk informasi yang dihasilkan)
  •         Unit, yaitu suatu kesatuan yang memiliki suatu keunikan didalam kombinasi sifat dan atributnya, contoh bunyi musik,cetakan kata.
  •          Class, yakni sebuah konsep dibalik sekumpulan objek yang serupa. Misalkan bilangan genap dan ganjil
  •           Relation, yakni hubungan antara dua item. Contoh dua orang yang memiliki huruf depan berurutan, Abi kawin dengan Ani.
  •         Sistem, yakni tiga item atau lebih berhubungan dalam suatu susunan totalitas. Misalkan tiga orang berinteraksi didalam sebuah acara dialog di TV.
  •           Transformation, yaitu setiap perubahan atau pergantian item informasi.
  •         Implication, yakni item informasi diusulkan oleh item informasi yang sudah ada. Misalkan melihat 4X5 dan berpikir 20.

       D. Teori Kognitif
Teori ini dikembangkan oleh Sternberg menurutnya inteligensi dapat dianalisis kedalam beberapa komponen yang dapat membantu seseorang untuk memecahkan masalahnya diantaranya

  •  Metakomponen adalah proses pengendalian yang terletak pada urutan lebih tinggi yang digunakan untuk melaksanakan rencana, memonitor, dan mengevaluasi kinerja dalam suatu tugas
  • Komponen kinerja adalah proses – proses pada urutan lebih rendah yang digunakan untuk melaksanakan       berbagai strategi bagi kinerja dalam tugas
  • Komponen perolehan pengetahuan adalah proses – proses yang terlibat dalam mempelajari informasi baru     dan penyimpanannya dalam ingatan

        E. Teori Inteligensi Majemuk (multiple intelligences)
Teori ini dikembangkan oleh Howard Gadner, dalam teorinya ia mengemukakan sedikitnya ada tujuh jenis inteligensi yang dimiliki manusia secara alami, diantaranya:

  • Inteligensi bahasa (verbal or linguistic intelligence) yaitu kemampuan memanipulasi kata – kata didalam bentuk lisan atau tulisan. Misalnya membuat puisi
  • Inteligensi matematika-logika (mathematical-logical) yaitu kemampuan memanipulasi sistem-sistem angka dan konsep-konsep menurut logika. Misalkan para ilmuwan bidang fisika, matematika
  • Inteligensi ruang (spatial intelligence) adalah kemampuan untuk melihat dan memanipulasi pola-pola dan rancangan. Contohnya pelaut, insinyur dan dokter bedah.
  • Inteligensi musik (musical intelligence) adalah kemampuan memahami dan memanipulasi konsep-konsep musik. Contohnya intonasi, irama, harmoni
  • Inteligensi gerak-tubuh (bodily-kinesthetic intelligence) yakni kemampuan untuk menggunakan tubuh dan gerak. Misalkan penari, atlet.
  • Inteligensi intrapersonal yaitu kemampuan untuk memahami perasaan – perasaan sendiri, refleksi,   pengetahuan batin, dan filosofinya,contohnya ahli sufi dan agamawan. 
  • Inteligensi interpersonal yaitu kemampuan memahami orang lain, pikiran maupun perasaan – perasaannya, misalnya politis, petugas klinik, psikiater.

      Model Pengukuran Intelegensi
Adapun model-model pengukuran  intelegensi dapat berupa manifestasi-manifestasi berikut :
  • Mengukur intelegensi dengan menggunakan bilangan-bilangan
  • Mengukur efisiensi dalam penggunaan bahasa
  • Mengukur kecepatan dalam pengamatan
  • Mengukur pemahaman tentang hubungan-hubungan
  • Mengukur dalam hal daya ingat
  • Mengukur daya hayal
Secara umum model test intelegensi memiliki dua sifat, yaitu :
  • Test intelegensi yang bersifat umum dengan memakai bahan-bahan berupa kalimat, gambar dan angka yang di gabungkan menjadi satu bentuk utuh.
  • Test intelegensi yang bersifat khusus, misalnya khusus test kalimat, khusus test gambar dan khusus test angka.

Jumat, 06 Juni 2014

Andragogi dan Pedagogi

Berikut salah satu teori yang sudah cukup terkenal dalam psikologi pendidikan, walaupun masih jarang kita mendengar tentang andragogi dan pedagogi namun teori ini sangat berguna untuk proses pembelajaran.


 PENGERTIAN DAN SEJARAH ANDRAGOGI DAN PEDAGOGI

Andragogi merupakan istilah istilah baru yang popular saat ini adalah teori belajar yang cocok dan tepat untuk orang dewasa. Istilah andragogi pertama kali dikenal melalui karya seorang ahli pendidikan Yugoslavia yang berjudul Adult Leadership (1968), yang artinya memimpin orang dewasa. Kemudian Malcom S. Knowles, dengan publikasinya yang berjudul Adult Learner: A Neglected Species.
Andragogi berasal dari bahasa Yunani, aner atau andr, yang berarti orang dewasa agogos, yang berarti mengarahkan/memimpin. Andragogi dirumuskan dalam suatu ilmu dan seni untuk membantu orang dewasa belajar. Karena individu orang dewasa adalah sebagai self directed, maka dalam andragogi yang lebih penting adalah kegiatan belajar dari si belajar, bukan kegiatan mengajar dari guru.
Istilah yang sering dipakai sebagai perbandingan adalah pedagogi yang berasal dari kata paid, yang artinya anak, dan agogos, yang berarti memimpin/membimbing, dimana secara harfiah pedagogi berarti seni dan pengetahuan mengajar anak. Karena pedagogi berarti seni dan pengetahuan mengajar anak, maka memakai pendekatan pedagogi untuk orang dewasa tidak tepat, karena mereka bukan lagi anak-anak.
Tingkat ketergantungan anak-anak kepada orang dewasa masih tinggi dan menurun seiring dengan bertambahnya usia mereka. Karenanya praktek pedagogi lebih cocok pada anak-anak, yang berarti bahwa anak-anak dapat diajar untuk memperoleh suatu pengetahuan dan pengalaman tertentu. Berbeda halnya dengan orang dewasa, mereka sudah punya self directing, dan tingkat ketergantungan kepada orang lain berkurang. Orang dewasa lebih cenderung dibimbing, dimotivasi untuk memperoleh sesuatu yang pada akhirnya mereka sendiri dapat memecahkan masalah yang dihadapinya.

PERSAMAAN DAN PERBEDAAN ANDRAGOGI DENGAN PEDAGOGI

Pendidikan orang dewasa berbeda dengan pendidikan anak-anak (paedagogy). Pendidikan anak-anak akan berlangsung dalam bentuk asimilasi, identifikasi, dan peniruan, sedangkan pendidikan orang dewasa menitikberatkan pada peningkatan kehidupan mereka, memberikan keterampilan dan kemampuan untuk memecahkan permasalahan yang mereka alami dalam hidup mereka dan dalam masyarakat.
Perbedaan antara konsep andragogi dan pedagogi adalah bahwa konsep andragogi berkaitan dengan proses pencarian dan penemuan ilmu pengetahuan yang dibutuhkan manusia untuk hidup, sedangkan konsep pedagogi berkaitan dengan proses mewariskan kebudayaan yang dimiliki generasi yang lalu kepada generasi sekarang.
Terdapat 4 (empat) konsep untuk membedakan antara orang dewasa dan anak-anak, yaitu:
(1) konsep diri,
(2) konsep pengalaman,
(3) konsep kesiapan belajar, dan
(4) konsep perspektif waktu atau orientasi belajar. 
Menurut konsep diri orang disebut dewasa, jika orang tersebut:
(1) mampu mengambil keputusan bagi dirinya,
(2) mampu memikul tanggung jawab, dan
(3) sadar terhadap tugas dan perannya.
Adapun menurut konsep pengalaman orang dewasa adalah kaya dengan pengalaman, tidak seperti botol yang kosong atau lembaran kertas yang bersih. Konsep kesiapan belajar menekankan bahwa orang disebut dewasa kalau sadar terhadap kebutuhannya dan kesadaran terhadap kebutuhan inilah yang akan menjadi sumber kesiapan untuk belajar. Sedangkan menurut konsep perspektif waktu atau orientasi belajar adalah bahwa orang dewasa belajar berpusat pada persoalan yang dihadapi sekarang, yaitu bagaimana menemukan masalah sekarang dan memecahkannya sekarang juga. Jadi, belajar sekarang untuk digunakan sekarang, bukan belajar sekarang untuk bekal masa datang. Pendidikan (education) tidak sama dengan sekolah (schooling). Sekolah merupakanbagian dari kegiatan pendidikan atau belajar. Sekolah secara umum diarahkan untuk pendidikan anak (TK, SD ) dan pemuda ( SMP – SMA ) Perguruan Tinggi. Pendidikan Orang Dewasa secara umum dilakukan dalam pendidikan non formal, yang dapat dilakukan di tempat kerja, masyarakat dalam bentuk kurus atau kepelatihan. Pendidikan orang dewasa dapat dilakukan secara mandiri (self education) yang tidak tergantung pada lembaga pendidikan yang menyusun program pendidikan. 2-4 tahun adalah masa keemasan (golden age) masa dimana terjadi perubahan yang sangat cepat pada kecerdasan (IQ) masa ini anak-anak dapat dengan cepat mengembangkan IQnya, menjadi 80% pada usa 4 tahun. Life long education, belajar dilakukan dari lahir sampai meninggal. Paedagogi berbentuk identifikasi dan peniruan sedangkan andragogi berbentuk pengarahan diri sendiri untuk memecahkan masalah. Dalam andragogi terdapat hubungan timbal balik di dalam transaksi belajar-mengajar, di mana hubungan pengajar dan pelajar adalah hubungan yang saling membantu. Dalam pedagogi terdapat hubungan ketergantungan (dependent) dari murid kepada guru, di mana hubungan guru dan murid adalah hubungan yang bersifat memerintah. Dalam andragogi komunikasi banyak arah dipergunakan oleh semua yang hadir (pengajar dan pelajar) sebagai warga belajar, di mana pengalaman dari semua yang hadir dinilai sebagai sumber untuk belajar. Dalam pedagogi komunikasi satu arah terjadi antara guru dan murid, di mana pengalaman guru dinilai sebagai sumber utama untuk belajar.
Dalam andragogi pelajar mengelompokkan dirinya berdasarkan minat, di mana pengajar memfasilitasi untuk membantu pelajar menentukan kebutuhan belajarnya. Dalam pedagogi murid di-kelompokkan berdasarkan tingkatan atau kelas, di mana guru menyusun kurikulum untuk setiap tingkatan atau kelas tersebut.
Dalam andragogi belajar berorientasi pada pemecahan masalah, yaitu belajar sambil bekerja pada persoalan sekarang untuk dipergunakan sekarang juga. Dalam pedagogi orientasi belajarnya adalah pada mata pelajaran yang dipelajari oleh murid sekarang untuk bekal hidup di masa mendatang.
Salah satu asumsi dari andragogi dan pedagogi adalah pengalaman. Orang dewasa maupun anak-anak sudah pasti memiliki pengalaman yang berbeda,berikut contoh asumsi pengalaman saya antara andragogi dan pedagogi.

Pengalaman Andragogi

Ketika lulus SMA timbul pertanyaan akan lanjut kemana saya,beberapa pilihan sudah ada di angan-angan saya. Saat itu tidak terfikirkan oleh saya akan melanjutkan pendidikan ke jenjang universitas, saya lebih memilih ikut tes kemiliteran karna memang itu adalah cita-cita saya dari awal. Untuk bisa lulus masuk akademi kemiliteran tidaklah mudah yang seperti kita fikirkan, maka dari itu setiap hari saya belajar dan latihan untuk mempersiapkan segala persyaratan yang memang berat untuk seusia saya. Usaha dengan mencari metode soal yang akan diujiankan dan mempelajari trik-trik saat ujian itu adalah kegiatan saya setiap harinya. Proses belajar inilah yang dikatakan Mandiri (Self Dirrecting). Orang dewasa belajar dengan perasaan dan pikiran mereka sendiri untuk memecahkan masalah ataupun mencari solusi.
Jika pertanyaannya adalah mengapa harus menggunakan Andragogi?
 Karena orang dewasa bukan lagi kanak-kanak yang harus digiring kesana kemari dalam pencarian ilmu, kalau kita sebagai orang dewasa masih saja mengikuti apa yang dikatakan dosen atau guru dan tidak mengkritisi ketika dosen “mencekoki” kita dengan berbagai hal – hal baru. Maka dari itu apa bedanya kita dengan kanak-kanak ?

Pengalaman Pedagogi

Pada saat kanak-kanak saya begitu banyak dapat pengajaran dan pelajaran yang diberikan oleh guru,orang tua, dan saudara. Ketika saya belajar memahami penjumlahan dan pengurangan pada saat SD, guru yang selalu memberikan cara-cara cepat atau mudah yang dapat cepat diingat dan di praktekkan. Dan pada saat di rumah orang tua yang selalu mengulang apa yang telah saya pelajari di sekolah tadi yang sudah diberikan oleh guru saya. Pengalaman belajar itulah yang di perlukan dalam masa kanak-kanak. Banyak pengajaran yang harus kita ketahui dalam masa kanak-kanak. Tujuan dari pembelajaran pedagogi adalah diarahkan untuk masa yang akan dating, serta metode dan teknik lebih banyak dengan cara ceramah yang diberikan guru atau orang tua.

Bobbi dePorter, presiden learning forum California USA dan penulis buku Quantum learning dan Quantum Teaching, menjelaskan bahwa proses pembelajaran dapat divisualisasikan dengan membayangkan diri kita berada dalam ruangan yang gelap gulita.
Ketika sebuah senter dinyalakan, selisih waktu antara munculnya cahaya yang terpantul ke dinding dengan saat jari kita menekan tombol “ON” pada senter tersebut sangat cepat, bahkan hampir bersamaan. Begitu juga dalam proses pembelajaran seharusnya kecepatan otak siswa dalam menangkap materi dan informasi guru adalah 1.287 Km per jam sama dengan kecepatan cahaya yang keluar dari senter yang memantul ke dinding.

Demikian tentang Andragogi dan Pedagogi semoga bermanfaat ^_^


Minggu, 01 Juni 2014

Psikologi sekolah 

Tujuan pendidikan adalah membantu peserta didik agar dapat berkembang secara optimal sesuai dengan tujuan pendidikan
Psikologi pendidikan:
}  Ilmu yang mempelajari penerapan teori-teori psikologi dalam bidang pendidikan.


Kontribusi Psikologi Pendidikan Bagi Pendidikan
  • Pengembangan Kurikulum
  • Pengembangan Program Pendidikan
  • Sistem Pembelajaran
  • Sistem Evaluasi

1. PENGEMBANGAN KURIKULUM

}  Kurikulum adalah seperangkat program yg direncanakan dan dilaksanakan baik di dalam maupun di luar sekolah untuk mencapai tujuan pendidikan.
}  Pengembangan kurikulum dilakukan dgn mempertimbangkan aspek-aspek : (1) karakteristik psikologis peserta didik; (2) kemampuan peserta didik untuk melakukan sesuatu dalam berbagai konteks; (2) pengalaman belajar siswa; (3) hasil belajar (learning outcomes), dan (4) standarisasi kemampuan siswa.
}  Penyusunan buku ajar didasarkan pada segi-segi psikologis peserta didik.

 2. PENGEMBANGAN PROGRAM PENDIDIKAN

}  Pengembangan program pendidikan, misalnya penyusunan jadwal pelajaran, jadwal ujian, dst. dengan mempertimbangkan aspek psikologis peserta didik;
}  Penentuan jurusan atau program;
}  Pengembangan program harus mengacu pada upaya pengembangan kemampuan potensial peserta didik.

3. PENGEMBANGAN SISTEM PEMBELAJARAN

}  Pemilihan teori belajar yang akan diaplikasikan
}  Pemilihan model-model pembelajaran
}  Pemilihan media dan alat bantu pembelajaran
}  Penentuan alokasi waktu belajar dan pembelajaran

4. SISTEM EVALUASI

}  Penentuan teknik evaluasi (teknik tes atau teknik non tes)
}  Penentuan jenis tes (lisan, tulis, dan perbuatan, serta objektif atau subjektif)
}  Penentuan mengenai waktu pelaksanaan evaluasi


Psikologi Sekolah:
}  Penerapan ilmu psikologi berupa pemberian pelayanan psikologis guna tercapainya tujuan pendidikan di sekolah
}  Psikolog sekolah bertugas membentuk individu yg sehat mental guna tercapainya proses belajar efektif, seperti :
}  High academic achievement
}  Positive social skills and behavior
}  Healthy relationships and connectedness
}  Tolerance and respect for others
}  Competence,  self-esteem, and resiliency

Fungsi psikolog sekolah ada 3 tingkatan (Sukadji, 2000):
  1. Tingkat psikodiagnostik
  2. Tingkat klinis & Konseling
  3. Tingkat industri dan organisasi
 Pelayanan psikologis:
}  Assessment
}  Consultation for student, teacher,  parents & staf
}  Prevention
}  Intervention
}  Staff,  parent  and student education
}  Research and program development
}  Mental health care

Semoga Bermanfaat ^_^

Anak berkebutuhan khusus (ABK)

haloo ^_^

Anak berkebutuhan khusus (ABK)


Suran & Rizzo (1979) menyebutkan ABK adalah :
                “Anak yang memiliki perbedaan dalam beberapa dimensi penting dari fungsi kemanusiaannya. Mereka adalah yang secara fisik, psikologis, kognitif, atau sosial terhambat dalam mencapai tujuan/kebutuhan dan potensinya secara maksimal sehingga memerlukan penanganan yang terlatih dari tenaga profesional.”

 Berbagai Istilah yang Berkaitan dengan ABK

}  Disability, menunjukkan berkurang atau hilangnya fungsi organ atau bagian tubuh tertentu. Biasanya istilah ini digunakan secara bergantian dengan “impairment”.
}  Handicap, merupakan masalah atau dampak dari kerusakan (disability atau impairment) yang dialami oleh individu ketika berinteraksi dengan lingkungan
}  At risk, anak yang meskipun tidak teridentifikasi memiliki kerusakan namun berpeluang mengalami hambatan atau masalah tertentu

 }  Siswa berkebutuhan khusus adalah mereka yang memerlukan pendidikan dan layanan khusus untuk               mengoptimalkan potensi kemanusiaannya secara utuh akibat adanya perbedaan kondisi dengan                     kebanyakan anak lainnya.
}  Pendidikan khusus/luar biasa adalah:
    Instruksi yang didesain khusus untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan dari siswa berkebutuhan khusus
}  Tujuan utama dari pendidikan khusus adalah : menemukan dan menitik beratkan kemampuan siswa                 berkebutuhan khusus

 Tujuan Pendidikan Khusus:
  1. Mengembangkan kehidupan anak didik dan siswa sebagai pribadi
  2. Mengembangkan kehidupan anak didik dan siswa sebagai anggota masyarakat
  3. Mempersiapkan siswa untuk dapat memiliki ketrampilan sebagai bekal memasuki dunia kerja
  4. Mempersiapkan anak didik dan siswa untuk mengikuti pendidikan lanjutan
 Model Penyelenggaraan Pendidikan Khusus
  1. Segregasi
}  Anak berkebutuhan khusus belajar dalam lingkungan yang berisi anak-anak berkebutuhan khusus juga.
}  Jenisnya dapat berupa TKLB, SDLB, SMPLB, SMLB
}  Kelemahan :
       Sering fokus pada apa yang tidak dapat dilakukan anak sehingga dapat menimbulkan masalah konsep diri
       Anak cenderung terisolasi sehingga kehilangan kesempatan untuk berinteraksi dengan teman sebaya dan belajar tentang perilaku dan ketrampilan yang tepat.

B. Integrasi
}  Anak berkebutuhan khusus diberi kesempatan untuk berinteraksi dengan anak-anak normal di sekolah reguler
}  Bentuknya bermacam-macam:
}  Integrasi dalam acara-acara tertentu
}  Berada dalam satu kompleks sekolah namun dengan gedung & jadwal yang berbeda
}  Memiliki jadwal istirahat yang sama tetapi tidak ada kegiatan bersama
}  Anak belajar di kelas khusus dulu, setelah dianggap siap dipindahkan ke kelas reguler
}  Anak ditetapkan di kelas reguler tetapi tanpa perhatian yang disesuaikan dengan kebutuhannya
}  Belajar di kelas khusus dan sesekali bergabung dengan kelas reguler untuk mata pelajaran tertentu
}  Belajar di kelas reguler dan sesekali bergabung dengan kelas khusus untuk mata pelajaran tertentu

C. Inklusi
}  Staub dan Peck (1995) mengemukakan bahwa pendidikan inklusi adalah penempatan anak berkelainan tingkat ringan, sedang, dan berat secara penuh di kelas reguler.
}  Sapon-Shevin (dalam O’Neil, 1995) menyatakan bahwa pendidikan inklusif sebagai sistem layanan pendidikan yang mempersyaratkan agar semua anak berkelainan dilayani di sekolah-sekolah terdekat, di kelas reguler bersama-sama teman seusianya.
               
                Oleh karena itu, ditekankan adanya restrukturisasi sekolah, sehingga menjadi komunitas yang mendukung pemenuhan kebutuhan khusus setiap anak, artinya kaya dalam sumber belajar dan mendapat dukungan dari semua pihak, yaitu para siswa, guru, orang tua, dan masyarakat sekitarnya.

 Bentuk dan Jenis PALB
}  Bentuk Pendidikan Khusus:
                a. SLB (PP RI No. 27 Tahun 1991) terdiri dari :
                                - TKLB
                                - SDLB
                                - SLTPLB
                                - SMLB
                b. Sekolah Inklusi (UU Sisdiknas 2003)

 Jenis SLB
- SLB A: untuk tuna netra
               Persyaratan : keterangan dari dokter mata, umur sebaiknya 3 – 7 tahun dan tidak lebih dari 14                      tahun     
- SLB B: untuk tuna rungu
                Persyaratan : keterangan dari dokter THT, umur sebaiknya 5 – 11 tahun
 - SLB C: untuk tuna grahita IQ 50 – 75
                C1: untuk tuna grahita IQ 25 – 50
                Persyaratan: Keterangan IQ dari psikolog, keterangan dari sekolah terakhir dan umur sebaiknya                   5,5 – 11 th
 -SLB D: untuk tuna daksa dgn IQ normal
                D1: untuk tuna daksa dgn IQ < normal
                Persyaratan: keterangan dokter umum, ortopedi dan syaraf, keterangan psikolog, umur 3 – 9                         tahun
 -SLB E: untuk tuna laras
                Persyaratan: anak mengalami kesulitan menyesuaikan diri atau pernah melakukan kejahatan, umur                 antara 6 – 18 tahu
 - SLB G: untuk tuna ganda
                Persyaratan : keterangan dari dokter dan psikolog