Minggu, 23 Maret 2014

Teori Vygotsky

halooo semuaa ^_^

Kali ini saya akan membahas teori menurut salah satu tokoh dalam bidang psikologi pendidikan yaitu Lev Vygotsky, seperti namannya sudah pasti ia berasal dari Rusia. Beliau lahir pada tahun 1896 dan wafat pada tahun 1934. Seperti temannya yaitu Piaget, Vygotsky juga percaya bahwa anak aktif dalam menyusun pengetahuan mereka. Adapun asumsi Vygotsky yaitu :


  • Keahlian kognitif anak dapat di pahami apabila dianalisis dan diinterpretasikan secara deveplomental (perkembangan). Jika mengambil contoh dari pengalaman pribadi saya, ketika saya sedang belajar mengendarai sepeda tahap pertama saya pasti akan di bantu atau di tuntun oleh orang tua atau teman dekat saya, namun semakin lama saya akan belajar dengan sendririnya sehingga tidak perlu lagi bantuan orang lain.
  • Kemampuan kognitif dimediasi dengan kata,bahasa,dan bentuk diskursus,yang berfungsi sebagai alat psikologis untuk membantu aktivitas mental. Contohnya : Ketika saya sedang dapat pengajaran tentang mengendarai sepeda yang baik dan benar, saya akan di beritahu bagaimana trik dan tips untuk bisa mengendarai sepeda tersebut.
  • Kemampuan kogntif berasal dari relasi sosial dan di pengaruhi oleh latar belakang sosialkultur. Contohnya : Ketika masa kanak-kanak saya selalu di ajarkan kalau sedang berada di luar rumah untuk bermain lebih baiknya kembali ke rumah sebelum adzan maghrib, karena pantang kata orang tua saya jika kita berada di luar pada waktu maghrib.
Adapun beberapa teori lagi yang di kemukakan oleh Lev Vygotsky yaitu ada bahasa dan pemikiran. Menurutnya teori ini untuk mengatur perilaku anak-anak. Terdapat 2 penggunaan bahasa dalam teori Vygotsky ini yaitu Inner speech dan Private speech.

  • Inner speech juga bisa dikatakan pembicaraan batin. Contohnya : Ketika saya masih kanak-kanak tingkat keiniginan sesuatu yang baru atau yang di miliki orang lain akan sangat tinggi, saya sering berbicara dalam hati saya sendiri ketika ingin memiliki sesuatu. Seperti itulah yang di namakan dengan Inner speech.
  • Private speech atau bicara yang berpusat pada diri sendiri, biasanya pembicaraan dengan metode ini dilakukan oleh anak yang berkisar 3 sampai 7 tahun. Contohnya : Ketika saya di belikan mainan saya akan memperagakan sedemikian rupa dengan apa yang telah saya ketahui tentang hal itu, jika saya d belikan mobil-mobilan saya akan menirukan suara dari mobil tersebut, dan begitu juga jika saya mendapat mainan yang lain.
Itulah beberapa teori dari Lev Vygotsky, ia meyakini bahwa anak-anak harus menggunakan bahasa untuk berkomunikasi dengan orang lain sebelum mereka bisa fokus ke dalam pemikiran. Semoga bermanfaat ^_^

Kamis, 13 Maret 2014

Tekhnologi Informasi


 Hello everybadeh.... ^_^

Di jaman era informasi yang serba mudah dan cepat ini, harusnya akan sangat mudah untuk menemukan pengetahuan apa yang akan dicari. Katakan saja Internet, Handphone, Smartphone, Social Media,  dan berbagai banyak lagi bermacam media dan teknologi informasi lainnya. Terutama di Kota-kota besar pasti sudah familiar dengan istilah dan fungsi dari masing-masing perangkat teknologi tersebut. Permasalahannya adalah seberapa mendidikkah pemanfaatan teknologi informasi tersebut untuk masyarakat indonesia khususnya pada kalangan berpendidikan?. Memang ujung-ujungnya tergantung dari sifat dan perilaku pengguna itu sendiri dalam menggunakan teknologi informasi secara bijak
Teknologi Informasi dan ologi informasi pada aktivitas manusia pada saat ini memang begitu besar. Teknologi informasi Komunikasi merupakan elemen penting dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Peranan teknh menjadi fasilitas utama bagi kegiatan berbagai sektor kehidupan dimana memberikan andil besar terhadap perubahan – perubahan yang mendasar pada struktur operasi dan manajemen organisasi, pendidikan, trasportasi, kesehatan dan penelitian. Oleh karena itu sangatlah penting peningkatan kemampuan sumber daya manusia.
Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) telah memberikan pengaruh terhadap dunia pendidikan khususnya dalam proses pembelajaran. Menurut Rosenberg (2001), dengan berkembangnya penggunaan TIK ada lima pergeseran dalam proses pembelajaran yaitu:
1. dari pelatihan ke penampilan,
2. dari ruang kelas ke di mana dan kapan saja,
3. dari kertas ke “on line” atau saluran,
4. fasilitas fisik ke fasilitas jaringan kerja,
5. dari waktu siklus ke waktu nyata. Komunikasi sebagai media pendidikan dilakukan dengan menggunakan media-media komunikasi seperti telepon, komputer, internet, e-mail, dan sebagainya. Interaksi antara guru dan siswa tidak hanya dilakukan melalui hubungan tatap muka tetapi juga dilakukan dengan menggunakan media-media tersebut.

Manfaat Teknologi Informasi dalam Pendidikan
Melihat pemanfaatan teknologi informasi yang sangat berpengaruh pada pendidikan dapat kita lihat beberapa pengaruh positifnya dari beberapa point sebagai berikut :

Teknologi Informasi
  • Kemudahan Akses Informasi – Hal ini akan kita dapatkan secara sengaja maupun tidak. Secara sengaja biasanya kita akan dengan mudah mencari informasi dan pengetahuan sesuai dengan apa yang kita inginkan secara cuma-cuma melalui Search Engine seperti Google, Bing, dll dengan mengetikan kata / keyword sesuai keinginan kita, maka akan terlihat hasil pencarian yang relevan dengan keyword tersebut. Selain itu juga secara tak sengaja kita pun biasanya memperoleh informasi dari keyword yang mengandung link yang kita klik. Maka kita akan diarahkan ke domain lain yang terkait link tersebut guna memberikan informasi lebih leanjut tentang hal tersebut.
  • Kecepatan Akses Informasi – Dulu kita biasanya akan mencarai buku-buku maupun referensi berupa bentuk fisik untuk mencari hal-hal dan pengetahuan yang terkait dengan penelitian atau tugas akademik ke perpustakaan, toko buku, majalah, koran dll untuk mendapatkan informasi yang kita cari. Namun sekarang berkat peranan teknologi informasi di berbagai media kita akan dengan mudah dan cepat mengakses informasi itu dari berbagai perangkat seperti internet, handphone, smartphone, social media, forum dll.
  • Informasi Dapat Diakses Dimanapun – Sekarang ini berkat adanya teknologi internet dan mobile device seperti handphone, tablet pc, laptop dan sejenisnya kita tak usah khawatir lagi jika perlu mengirimkan tugas dan bertukar informasi melalui media cyber ini ketika berada diluar sekolah atau kampus bahkan dalam perjalanan sekalipun selama terhubung ke internet.
Peran Teknologi Informasi Dalam Modernisasi Pendidikan
Menurut Resnick (2002) ada tiga hal penting yang harus dipikirkan ulang terkait dengan modernisasi pendidikan:
1. bagaimana kita belajar (how people learn);
2. apa yang kita pelajari (what people learn); dan
3. kapan dan dimana kita belajar (where and when people learn). Dengan mencermati jawaban atas ketiga pertanyaan ini, dan potensi TI yang bisa dimanfaatkan seperti telah diuraikan sebelumnya, maka peran TI dalam moderninasi pendidikan bangsa dapat dirumuskan.
Pertanyaan pertama, bagaimana kita belajar, terkait dengan metode atau model 3 pembelajaran. Cara berinteraksi antara guru dengan siswa sangat menentukan model pembelajaran. Terkait dengan ini, menurut Pannen (2005), saat ini terjadi perubahan paradigma pembelajaran terkait dengan ketergantungan terhadap guru dan peran guru dalam proses pembelajaran. Proses pembelajaran seharusnya tidak 100% bergantung kepada guru lagi (instructor dependent) tetapi lebih banyak terpusat kepada siswa (student-centered learning atau instructor independent). Guru juga tidak lagi dijadikan satu-satunya rujukan semua pengetahuan tetapi lebih sebagai fasilitator atau konsultan.
Peranan yang bisa dilakukan TI dalam model pembelajaran ini sangat jelas. Hadirnya e-learning dengan semua variasi tingkatannya telah memfasilitasi perubahan ini. Secara umum, e-learning dapat didefinisikan sebagai pembelajaran yang disampaikan melalui semua media elektronik termasuk, Internet, intranet, extranet, satelit, audio/video tape, TV interaktif, dan CD ROM (Govindasamy, 2002). Menurut Kirkpatrick (2001), e-learning telah mendorong demokratisasi pengajaran dan proses pembelajaran dengan memberikan kendali yang lebih besar dalam pembelajaran kepada siswa. Hal ini sangat sesuai dengan prinsip penyelenggaraan pendidikan nasional seperti termaktub dalam Pasal 4 Undang- Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang menyatakan bahwa “pendidikan diselenggarakan secara demokratis dan berkeadilan serta tidak diskriminatif dengan menjunjung tinggi hak asasi manusia, nilai keagamaan, nilai kultural, dan kemajemukan bangsa”.
Secara umum, peranan e-learning dalam proses pembelajaran dapat dikelompokkan menjadi dua: komplementer dan substitusi. Yang pertama mengandaikan bahwa cara pembelajaran dengan pertemuan tatap-muka masih berjalan tetapi ditambah dengan model interaksi berbantuan TI, sedang yang kedua sebagian besar proses pembelajaran dilakukan berbantuan TI. Saat ini, regulasi yang dikeluarkan oleh pemerintah juga telah memfasilitasi pemanfaatan e-learning sebagai substitusi proses pembelajaran konvensional. Surat Keputusan Menteri Pendidikan Nasional No. 107/U/2001 dengan jelas membuka koridor untuk menyelenggarakan pendidikan jarak jauh di mana e-learning dapat masuk memainkan peran pendidikan.